email
PhotobucketPhotobucketPhotobucket
0

Model Bisnis Berikutnya: e-Commerce

Setiap bisnis online memiliki model bisnis masing-masing, entah itu B2B, B2C maupun C2C. Masing-masing juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda pula. Sebagai contoh, portal (berita) seperti Detik.com berusaha menjaring sebanyak mungkin pembaca online, dan mengandalkan iklan online sebagai sumber pendapatannya. Demikian pula portal berita lain seperti Kompas.com, Vivanews.com, Okezone.com dan lainnya. Namun DetikPortal.com mengandalkan pendapatan dari pelanggan berbayar. Sedangkan Juale.com

mengandalkan dari sewa toko online.

Google, Yahoo, dan Bing yang selama ini berkutat di mesin pencari online. Bahkan Twitter dan Facebook yang merajai media sosial dunia pun (juga Kaskus.us yang menguasai media sosial lokal) masih melihat iklan online sebagai sumber pendapatan utama mereka.

Tentu hal ini berbeda dengan model bisnis toko online, seperti Amazon.com, Alibaba.com, eBay.com (di luar), dan di dalam negeri Plasa.com, Tokopedia.com, Tokobagus.com, serta Juale.com, yang sumber pendapatan terbesarnya dari transaksi online, bukan iklan.

Namun, saya menduga, ke depannya, sebagian besar bisnis online akan mencari sumber pendapatan lain melalui e-commerce. Detik.com misalnya, sudah merintis dengan membangun Detikshop.com sejak beberapa tahun lalu. Kaskus juga sudah membangun Kaskus Jual Beli (KJB) sejak lama.

Mereka yang memiliki basis komunitas dan pembaca yang sangat besar, seperti Detik.com dan Kaskus, selalu berusaha mencari jalan untuk memonetisasi trafik. Salah satu peluangnya adalah e-commerce.

Mengapa ke e-commerce? Karena perilaku pengguna Internet di Indonesia sudah semakin baik. Jika dulunya hanya membaca, kemudian interaksi via online, bahkan kemudian bermediasosial, “diam-diam” para pengguna Internet Indonesia juga membangun pengalaman melakukan transaksi via online. Hasil riset dari AC Nielsen dua tahun lalu menunjukkan, hampir separo pengguna Internet di Indonesia pernah melakukan transaksi online. Kalau riset yang sama dilakukan tahun ini, kemungkinan besar angkanya akan naik.

Itu sebabnya, Kaskus membangun kaspay yang menfasilitasi jual beli barang di FJB, dan mengambil komisi dari transaksi. Jangan heran pula jika Facebook pun sudah memiliki Facebook Credit yang bisa dibeli dengan kartu kredit atau Paypal, dan bisa digunakan untuk membayar berbagai game yang disediakan di Facebook. Bahkan, Facebook akan memperluas Facebook Credit untuk bisa dipakai sebagai alat bayar belanja online.

Berhasil atau tidak langkah-langkah para portal-portal besar itu tidak perlu diperdebatkan. Yang jelas, model bisnis portal akan berkembang ke arah e-commerce, bukan hanya mengandalkan iklan. Bagaimana caranya menuju ke sana, tiap portal akan membangun strategi dan menyediakan layanan yang mungkin berbeda.

Di tengah fenomena ini, saya sendiri, sangat merindukan alat bayar online yang khas Indonesia, dengan komisi transaksi yang murah, agar pasar transaksi online di Indonesia tumbuh pesat. Mengapa rindu? Sebab jika mengandalkan fasilitas dari luar, seperti Paypal, sangat mahal karena basis transaksinya US$. Sementara kartu kredit, kecuali masih mahal komisinya, tidak disukai pengguna Internet di Indonesia.


July 19, 2010
Oleh Nukman Luthfie

Read more
 

Blogger Tube

Blogger Tube
contoh DEMO klik gambar

Rock All Night

Rock All Night
contoh DEMO klik gambar

Business View

Business View
contoh DEMO klik gambar

Cameo

Cameo
contoh DEMO klik gambar

Studeno

Studeno
contoh DEMO klik gambar

FRANKLE

FRANKLE
contoh DEMO klik gambar

Photo Gallery

Photo Gallery
contoh DEMO klik gambar

Malina

Malina
contoh DEMO klik gambar

Guild Wars

Guild Wars
contoh DEMO klik gambar

Liberation

Liberation
contoh DEMO klik gambar

i Movies

i Movies
contoh DEMO klik gambar

New Story

New Story
contoh DEMO klik gambar